Selasa, 11 Mei 2010

PUISI PUISIKU DULU

BALADA PENJUAL JAGUNG BAKAR
Bambang HS Widayat

Bersimpuh di depan api bara
Bukan pawang pembaca mantera
Bermain kipas bambu anyam
Bukan penari kipas bergaya
Bersimpuh diri ala pencatur ulung
Tapi profesi pembakar jagung
dan bermain catur api
demi sesuap nasi anak dan istri.

Di keremangan lampu peron trotoar
Kadang bersiul tanpa suara
bila emas panas tidak membara
sengatan demi sengatan api bara
bukannya tidak terasa,
namun panasnya tidak sepanas
rengekan si ragil ditetek emaknya

Untung si Eka dan Dewi
tidak cerewet lagi mengajak pulang
sudah tertidur pulas
capek menjajakan jagung panas
dengan suara pelat tak jelas.
Kadang bergidik mencakar kulitnya
kala suara klackson dan dan menyamuk
mengusiknya.

Di sela desah nafasnya
sering muncul beragam tanya
dari sisa sebutir harap;
mengapa dulu tak jadi polisi
atau direktur yang berdasi?
Ah, aku tak tahu?

Kapan aku mereka?
Bila matahari pulang ke ranjangnya
Aku bercengkerama dengan keluarga
dan, si Eka, Dewi, Lastri dan si ragil Ponco
di nina bobokan emaknya
mendongeng hari esuk bahagia.
Ah, inikah bumi anak dan istriku?



DI TROTOAR DEPAN MALANG PLAZA
Bambang HS Widayat

Aku dari antara mereka
yang kadang tak acuh pada tangismu
pada desah dan keroncong perutmu
Kini iba tak tega
Tapi tak tahu harus berbuat apa
cuma bisa berkata
lewat suara rangkaian kata.

Kau bocah malang,
tubuhmu telanjang
Hanya kathok usang kau sandang
Berteman kaleng kecil
wakil suaramu, pelat dan lugu
untuk meminta
meringkuk pasrah, tanpa alas
di trotoar depan Malang Plaza.

Tadi matahari menyengat kulitmu
Kini iba tak tega
muram membendung tangisnya;
Pelan, rintik-rintikpun menetes
akhirnya, sebesar kerikilpun lebih murka,
menjilati tubuhmu.
kau pasrah basah, hanya bergidik mengigil dingin.

Kau bocah, mungkinkah kau hanya alat
Orang tak mau berkeringat?
Oh betapa kasihan, dirimu dan temanmu
yang benar butuh uluran tangan
tangisnya jarang mengiba tiap mata
karena ulah pengemis profesional.

Ooh, kau bocah malang
tubuhmu polos dan lugu
kering benar lidahmu
waktumu di bangku TeKa
waktumu perlu dimanja
Bilakah dapat kau rasa
Bila hartawan terus ambisi jadi jutawan?

Kamis, 06 Mei 2010


Ayo Sinau Bareng
adalah suatu ajakan untuk belajar bersama.

Belajar adalah hak setiap orang,
dimana saja dan kapan saja.
Ayo Sinau Bareng juga mengetuk hati setiap kita yang diberi kesempatan menikmati kelimpahan,
mari peduli dan berbagi agar tidak banyak anak yang tidak berkesempatan belajar. Sisihkan kelebihan Anda dan salurkan melalui kami, setiaknya ada satu anak lagi yang berkesempatan belajar.
Di antara kompetisi dunia pendidikan yang bergerak cepat menuju yang lebih baik;
fasilitas maupun metodologi pembelajarannya, menyisakan kelompok marginal yang tidak mampu menjangkaunya.

Kepada kelompok inilah Ayo Sinau Bareng memberi kesempatan belajar bersama.
Belajar yang tidak mahal, belajar bersama, Ayo Sinau Bareng.

Ayo Sinau Bareng juga menyediakan buku-buku dan alat peraga sekolah TK dan PAUD. Bagi Anda pengelola PAUD dan TK di wilayah Malang Raya dan sekitarnya silahkan menghubungi kami.
ayosinaubareng@gmail.com

BELAJAR TIDAK HARUS MAHAL